Senin, 14 Mei 2012

ergonomi k3

Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Bentuk kata sifatnya adalah ergonomis. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktekkan teori, prinsip,data, dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia. Pengertian Ergonomi Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut: 1. Secara fokus Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja. 2. Secara tujuan Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya 3. Secara pendekatan Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari. Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia. Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk, 1979). Perkembangan Ergonomi Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama. Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan. Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang. Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu: 1. Fokus Utama Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis. 2. Tujuan Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup. 3. Pendekatan Utama Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya. Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut. Bidang kajian Ergonomi Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya. Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu: 1. Penyelidikan tentang Display. Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer. 2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia. Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya. 3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. 4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut: 1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja. 2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya. 3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya 4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya. 5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya. Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya. Perancangan atau pengevaluasian sistem kerja dengan hanya memakai pendekatan salah satu bidang ergonomi tidak akan menghasilkan solusi yang optimal bagi manusia, bidang kajian ergonomi pada akhirnya terfokus pada perbaikan sistem kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian sistem menurut pendekatan ergonomi yaitu suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey (1992) mengatakan bahwa konsep suatu sistem adalah: 1. Memiliki tujuan 2. Mengetahui apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan 3. Mampu mendesain komponen untuk mencapai tujuan 4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh, pendekatan ergonomi terhadap karakteristik suatu sistem adalah bahwa sistem memiliki karakter-karakter sebagai berikut: • Memiliki tujuan • Memiliki hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu sistem bersifat independen, namun suatu sistem pada umumnya adalah bagian dan sistem lain yang lebih besar • Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru dapat mempengaruhi performansi sistem itu sendiri Ergonomi Anthropometri Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003). Selain itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Anthropometri Statis Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya adalah : • Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang. Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun. • Jenis kelamin Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. • Suku bangsa (etnis) • Sosio ekonomi • Konsumsi gizi yang diperoleh • Pekerjaan • Aktifitas sehari-hari juga berpengaruh. 2. Anthropometri Dinamis Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksakan kegiatannya. Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu : Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contohnya : dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.ï Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : Perancangan areal kerja (work station, interior, mobil, dll) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja komputer, dll. Perancangan lingkungan kerja fisik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometry akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atupun fasilitas kerja akan dibuat. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal. Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakai data tersebut, yaitu : perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakainya. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim. Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim ini terbagi atas dua yaitu perancangan berdasarkan individu terbesar (pada penelitian ini berdasarkan data anthropometri terbesar). Kedua adalah perancangan fasilitas berdasarkan individu terkecil (data anthropometry terkecil). Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakianya. Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena terlalu mahal biayanya (Sutalaksana, 1979). Definisi Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti kerja dan Nomosyang berarti aturan/hukum. Jadi ergonomi secara singkat juga dapat diartikan aturan/hukum dalam bekerja. Secara umum ergonomi didefinisikan suatu cabang ilmu yang statis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif sehat, nyaman, dan efisien. Tidak hanya hubungannya dengan alat, ergonomi juga mencakup pengkajian interaksi antara manusia dengan unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu bahan dan lingkungan, bahkan juga metoda dan organisasi. (Sutalaksana, 2006) Semboyan yang digunakan adalah “Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan pekerjaannya” (Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task). (Sulistiadi, 2003) menyatakan bahawa fokus ilmu ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti dengan kaca mata ergonomi, kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia tetapi bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan dan bahan. Ilmu ergonomi mempelajari beberapa hal yang meliputi (Menurut Sulistiadi, 2003). 1. Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan, sirkulasi udara , desain peralatan dan lainnya. 2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan, postur badan, pengalaman kerja, umur dan lainnya 3. Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya 4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya Manusia dengan segala sifat dan tingkahlakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari satu disiplin ilmu saja. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja atau fisiologi, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika dan lain-lain. Masing-masing disiplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi. Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini para ahli teknik, bertugas untuk meramu masing-masing informasi diatas, dan menggunakannya sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas kerja sehingga mencapai kegunaan yang optimal. Pengertian lain dari Ergonomi 1. Ergonomi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, (Wignjosoebroto, 2003) 2. Ergonomi merupakan studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan, (Nurmianto, 2003) 3. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. (Departemen Kesehatan RI, 2007) 4. Ergonomi adalah merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia. (Sutalaksana, 2006) 5. Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. (Etchison, 2007). Tujuan dan Pentingnya Ergonomi Maksud dan tujuan dari disiplin ilmu ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia, teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia-mesin (teknologi) yang optimal. Human Engineering atau sering juga disebut sebagai ergonomi didefinisikan sebagai perancangan “man-machine interface’, sehingga pekerja dan mesin/produk lainnya bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai sistem manusia-mesin yang terpadu. (Wignjosoebroto, 2003) Sasaran dari ilmu ergonomi ini adalah untuk meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, aman dan tenteram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan produktivitas kerja. Dengan mempelajari tentang ergonomi maka kita dapat mengurangi resiko penyakit, meminimalkan biaya kesehatan, nyaman saat bekerja dan meningkatkan produktivitas dan kinerja serta memperoleh banyak keuntungan. Oleh karena itu penerapan prinsip ergonomi di tempat kerja diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut (Sulistiadi, 2003): 1. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja 2. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja 3. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja 4. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja. 5. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas. 6. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja 7. Meningkatkan keselamatan kerja Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institusi. Dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja dapat diperoleh 3 keuntungan yaitu (Sulistiadi, 2003): 1. Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan kerja 2. Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada pekerja 3. Meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja Peran ergonomi sangat besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Pendekatan khusus yang ada pada disiplin ilmu ergonomi adalah aplikasi yang statis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas, dan lingkungan kerja yang dipakai. Untuk itu, analisis dan penelitian ergonomi akan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan (Wignjosoebroto, 2003): • Anatomi (struktur), fisiologi (pekerjaan), dan antropometri (ukuran) tubuh manusia. • Psikologi dan fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia. • Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang, ataupun membuat celaka manusia. Dengan memperlihatkan hal-hal tersebut, maka penelitian dan pengembangan ergonomi akan memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, antropometri, faal/anatomi, dan teknologi (Wignjosoebroto, 2003). Ilmu-ilmu ini akan memberikan modal dasar untuk mengatasi masalah posisi kerja dan pergerakan manusia ditempat kerja. Hal ini dimaksudkan untuk: • Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja. • Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja) • Memperbaiki penggunaan pemberdayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang digunakan • Mengurangi waktu dan biaya pelatihan • Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia, serta meminimasi kerusakan peralatan yang disebabkan oleh human error. Pendekatan Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun Kerja Berkaitan dengan perancangan areal atau stasiun kerja dalam suatu rancangan industri, menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut: 1. Sikap dan posisi kerja Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja sangat penting, tidak peduli apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi kerja berdiri, duduk, atau posisi kerja yang lainnya. Beberapa pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Antropometri dan mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus dirancang dengan mempertimbangkan fasilitas kerja seperti meja, kursi, dan lain-lain yang sesuai dengan data antropometri. Hal ini agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap normal. 2. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. 3. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada pada posisi miring, sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi terlentang dan tengkurap. 4. Operator tidak seharusnya dipaksa dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku normal. 5. Dimensi Ruang Kerja Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini adalah ukuran linier, berat, volume, ruang gerak, dan lain-lain. Persyaratan ergonomis mensyaratkan supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya, khususnya menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam memperhatikan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa dilakukan oleh perator, batasan-batasan ruang yang enak cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu. 1. Kondisi Lingkungan Kerja Operator diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperature, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain-lain Adanya lingkungan fisik kerja yang bising, panas bergetar atau atmosfir yang tercemar akan memberikan dampak negatif terhadap ferforma maupun moral dan motifasi operator. 1. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja Perancangan sistem kerja haruslah mempertimbangkan prosedur-prosedur untuk mengkombinasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan sistem kerja dari suatu industi, karena hal ini akan memudahkan modifikasi yang diperlukan terhadap hard ware, prosedur kerja dan lain-lain. Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja adalah: 1. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir, atau scrap), suku cadang, peralatan kerja, mekanisme kontrol, display, dan lain-lain. 2. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja kerja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai dengan antropometri pekerja dalam range 5 persentil sampai 95 persentil. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan yang akan dipergunakan oleh operator dengan menggunakan jarak jangkauan persentil terpendek (5 persentil), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkanclearance akan dipergunkan data terbesar (95 persentil) 3. Atur pengiriman material ataupun peralatan secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan kerja yang dibutuhkan 4. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kiri dan tangan kanan. Diharapkan operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur pada saat yang bersamaan. 5. Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksi. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja sesuai dengan aliran proses yang ada. Hal ini berguna untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung. 6. Energi kerja yang dikonsumsikan Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melakukan kegiatan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Dengan adanya perancangan kerja seharusnya dapat menghemat energi yang harus dikonsumsikan. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi gerakan dalam tahap perancangan dan pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat meminimalakan energi yang harus di konsumsikan dan dapat meningkatkan efisiensi sehingga bisa meningkatkan output yang dihasilkan. Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun Kerja Kegiatan manufacturing bisa didefinisikan sebagai suatu unit atau kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Didalam suatu stasiun kerja harus dilakukan pengaturan kerja komponen-komponen yang terlibat didalam sistem produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk jadi, dan scrap), mesin/peralatan kerja, perkakas pembantu, dan fasilitas penunjang (utilitas), lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator), dengan pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan didukung keserasian hubungan antara manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya. Menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam perancangan stasiun kerja, yaitu: 1. Aspek yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan prinsip-prinsip ekonomi gerakan 2. Data-data mengenai dimensi tubuh manusia yang berguna untuk mencari hubungan keserasian antara produk dan manusia yang memakainya 3. Pengaturan tata letak fasilitas kerja yang perlu dalam melakukan suatu kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien 4. Pengukuran energi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tertentu 5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada stasiun tersebut Cedera Punggung Nyeri pinggang adalah masalah yang berhubungan dengan pekerjaan yang paling umum medis di Amerika Serikat dan alasan yang paling umum kedua untuk kunjungan dokter di antara warga negara AS, menurut Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan. Ini mempengaruhi lebih dari 20 juta orang Amerika dan merupakan penyebab utama kecacatan pada orang usia 19 - 45. Cedera punggung bawah adalah No 1 penyebab utama dari hari kerja tidak terjawab, biaya Amerika $ 60 milliar per tahun dalam perawatan dan bisnis Amerika sekitar $ 15miliar per tahun. Diperkirakan bahwa setidaknya 80% dari semua orang Amerika akan mengalami beberapa bentuk nyeri. Tahun lalu, sekitar 500.000 punggung dan leher operasi dilakukan di Amerika Serikat. Karena ada banyak non-bedah untuk nyeri punggung bawah beberapa ahli percaya bahwa banyak dari operasi ini adalah tidak perlu. Sebagai perbandingan ada sekitar 600.000 tata cara Penyingkat Jantung Arteri dilakukan di Amerika Serikat setiap tahun. Lainnya "terbuka hati" operasi termasukoperasi katup 80.000, dan 2.300 transplantasi jantung per tahun untuk total 682.300. Sekitar 200.000 usus buntu dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat. Menariknya, sementara banyak orang Amerika tahu memainkan peran kolesterol, diet dan olahraga dalam mencegah serangan jantung, beberapa orang Amerika tahu bagaimana untuk mencegah masalah tulang belakang, atau "serangan punggung.“ Sementara semua orang mengerti bahwa nyeri dada adalah sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang salah, serangan acak dari sakit punggung sebagian besar diabaikan sampai masalahnya menjadi lebih serius, dan disc hernia. Beberapa cedera punggung melibatkan "jaringan lunak" yaitu otot, ligamen cedera jenis. Cedera yang lebih serius terjadi ketika cakram tulang belakang yang terlibat. Tulang Punggung Manusia Tulang belakang termasuk tulang belakang (tulang), cakram (bantalan tulang rawan atau peredam kejut), sumsum tulang belakang dan akar saraf (neurologis sistem kabel), dan pembuluh darah (nutrisi). Tulang Ligamen sama-sama saling menghubungkan dan tendon menghubungkan otot dengan tulang dan cakram. Ligamen, otot, dan tendon bekerja sama untuk menangani kekuatan eksternal tulang belakang bertemu selama gerakan,seperti membungkuk ke depan dan mengangkat. Tulang Belakang Manusia Ini adalah tulang belakang normal. Anatomi normal dari tulang belakang biasanya digambarkan dengan membagi tulang belakang menjadi 3 bagian utama: Para serviks, Para dada, dan Tulang belakang lumbal. (Di bawah tulang belakang lumbar tulang yang disebut sacrum,yang merupakan bagian dari panggul). Setiap bagian terdiri dari tulang individu disebut vertebra. Ada 7 vertebra servikalis, vertebra torakalis 12, dan 5 tulang lumbal. Tulang belakang terdiri dari: Ruas (Vertebra) Cakram (Disc) Saraf Tulang belakang (Spinal Cord) Akar Saraf (Nerve Root)  Tulang belakang dipisahkan oleh cakram intervertebralis yang bertindak sebagai bantalan antara tulang.  Setiap cakram terdiri dari dua bagian. Lapisan keras luar yang keras disebut annulus mengelilingi pusat, lembek lembab disebut nukleus. Masalah Cakram (Disk) Pada Tulang Belakang  Di antara masing-masing lima tulang belakang pinggang (tulang) adalah cakram, sebuah berserat bantalan menyerap goncangan berat. Akhir piring garis ujung setiap tulang belakang dan membantu memegang cakram individu di tempat.  Kelebihan tekanan tulang belakang dapat menyebabkan disk ini akan dikompresisampai mereka pecah.  Herniasi terjadi ketika anulus istirahat terbuka atau retak, yang memungkinkan inti untuk melarikan diri. Hal ini disebut cakram Herniated. Faktor Disc Herniation Banyak faktor yang meningkatkan risiko Herniasi : (1) Gaya Hidup pilihan seperti penggunaan tembakau, kurang olahraga teratur, dan gizi tidak memadai secara substansial memberikan kontribusi untuk kesehatan disk miskin. (2) Sebagai usia tubuh, perubahan biokimia alami menyebabkan cakram untuk secara bertahap mengering mempengaruhi kekuatan disk dan ketahanan. (3) Postur yang buruk dikombinasikan dengan penggunaan kebiasaan mekanika tubuh yang tidak benar menekankan tulang belakang lumbar dan mempengaruhi kemampuan normal untuk membawa sebagian besar berat tubuh. Kemunduran Cakram (Disc Degeneration) ¬ Disc Degenerasi: perubahan kimia yang berhubungan dengan cakram penyebab penuaan melemah, tetapi tanpa herniasi. ¬ Prolaps: bentuk atau posisi perubahan disk dengan beberapa pelampiasan sedikit ke kanal tulang belakang. Juga disebut tonjolan atau tonjolan. ¬ Ekstrusi: gel seperti jarak nucleus pulposus melalui ban-seperti dinding (annulusfibrosus) namun tetap dalam disk. ¬ Pengasingan atau diasingkan Cakram: Jarak nucleus pulposus melalui anulusfibrosus dan terletak di luar disk dalam kanal tulang belakang. Masalah Cakram (Disk) Menggabungkan faktor-faktor ini dengan mempengaruhi dari pakaian sehari-hari dan air mata, luka, mengangkat salah, atau memutar dan mudah untuk memahami mengapa disk dapat herniate. Misalnya, mengangkat sesuatu yang tidak benar dapat menyebabkan tekanan disk naik beberapa ratus pound per Inci2 ! Herniasi mungkin berkembang tiba-tiba atau secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan. Tata Cara Mengangkat Beban Berat  Jangan pernah Membungkuk, Angkat, dan Putar pada saat yang sama!  Gunakan alat bantu mekanik atau bantuan bila memungkinkan.  Tekuk lutut Anda dan gunakan kaki Anda untuk mengangkat! Cara Mengangkat yang benar Rencanakan Mengangkat. Sebelum mencoba untuk mengangkat atau memindahkan sesuatu yang berat, penting untuk melangkah mundur dan menganalisa apa yang perlu dicapai. Pikirkan tentang betapa berat benda tersebut adalah • Seberapa jauh itu harus pindah, di mana ia akan berakhir? • Apakah bentuk dari objek? • Apakah rumit, ia akan dengan mudah dimanipulasi? • Apakah pekerjaan dua orang? • Apakah ada suatu cara yang harus dipindahkan sebelum mengangkat? Berdiri tepat di depan beban, dengan kaki sekitar lebar bahu terpisah. Satu kaki harus berada di depan yang lain untuk menjaga keseimbangan. (Lihat Gambar 1) Posisi yang Benar Cari Bantuan jika Dibutuhkan. Jika beban terlalu berat, JANGAN MENCOBA UNTUK MENGANGKAT BARANG SENDIRI. Cari seseorang yang bisa membantu membawanya atau jika mungkin, memecahkan beban menjadi dua yang lebih kecil, beban lebih mudah dikelola. Tekuk lutut dan mengencangkan otot perut. Menggunakan kedua tangan, pegang objek dengan kuat dan menariknya sedekat mungkin dengan tubuh Anda. (Lihat Gambar 2 dan 3) Angkat Dengan Kaki - JANGAN TERBURU-BURU BERDIRI. Karena otot-otot kaki lebih kuat dari otot punggung, angkat dengan kaki, sampai mereka diluruskan. Hindari gerakan tersentak-sentak. Jauhkan kurva alami di tulang belakang, jangan membungkuk di pinggang. Untuk mengaktifkan, pindahkan kaki sekitar dengan pivoting pada jari kaki, bukan dengan memutar pada perut. (Lihat Gambar 3) Ketika saatnya untuk mengatur beban ke bawah, sangat penting bahwa hal itu dilakukan dengan benar. Membalikkan prosedur untuk mengangkat untuk meminimalkan tekanan pada punggung. Jika beban akan diatur di lantai, tekuk lutut dan posisi beban di depan Anda. Jika beban adalah pergi pada ketinggian meja, meletakkannya dan tetap berhubungan dengan beban sampai aman di atas meja. Ada satu aturan penting akhir : "BERPIKIR SEBELUM ANDA MENGANGKAT". Lebih baik bagi para pekerja untuk menggunakan akal sehat mereka dari pada untuk mengajar mereka angkat tertentu, mendorong, menarik, berjalan, memanjat atau melompat prosedur. Ini tidak berarti bahwa perilaku yang tidak aman tidak harus ditunjukkan kepada orang lain dan diperbaiki. Misalnya, "akal sehat" mungkin mengatakan kepada orang-orang tertentu untuk melompat turun dari ketinggian beberapa meter. Tentu saja,ketika orang menunjukkan jenis perilaku atau ketika mereka berusaha untuk membawa dua ratus pound, kesalahan perilaku mereka harus dibawa ke perhatian mereka. Ingat, di angkat, Anda adalah penyebab utama cedera Anda, sehingga Anda memiliki tanggung jawab utama untuk mencegah terjadinya Sakit Pinggang akibat salah mengangkat. Dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja dapat diperoleh 3 keuntungan yaitu (Sulistiadi, 2003):  Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan kerja  Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada pekerja  Meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja DAFTAR PUSTAKA  http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-ergonomi.html [17 Maret 2012]  http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/ergonomi/ [17 Maret 2012]  http://id.wikipedia.org/wiki/Ergonomika [17 Maret 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar