Senin, 14 Mei 2012

p3k

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( PPPK ) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau PPPK adalah memberikan pertolongan dan pengobatan darurat dan sementara yang dilaksanakan secara cepat dan tepat. Tujuan utama bukanlah untuk memberikan pengobatan akhir, tetapi suatu usaha untuk mencegah/melindungi korban dari akibat-akibat lanjut yang lebih parah akibat suatu kecelakaan. Pertolongan pertama dapat menyelamatkan jiwa manusia atau meningkatkan fungsi tanda-tanda vital seperti denyut jantung, suhu tubuh dan jalan pernafasan. Dalam tujuan khususnya, PPPK dapat mencegah si korban menjadi lebih buruk keadaannya dan meringankannya dari rasa sakit dan penderitaan. Dalam keadaan kritis, waktu beberapa menit saja dapat membuat perbedaan besar antara sembuh dan kematian. Perlengkapan PPPK sangat tergantung pada kebutuhan penanganan korban dan tingkat pengetahuan dan keterampilan dari si penolong. “Mengetahui apayang harus dikerjakan saat melakukan prosedur PPPK” adalah sangat penting. Sebagai contoh, memindahkan dengan ceroboh seorang yang cedera leher dapat menyebab si korban akan mengalami cedara syaraf tulang belakang yang sangat serius dan menyababkan kelumpuhan. Yang pertama-tama harus dilakukan adalah melakukan evaluasi (pengamatan) terhadap kondisi awal si korban. Salah satu metode dalam mengevaluasi kondisi korban adalah metode ABC, yang berasal dari: A. Airway – apakah jalan udara (pernapasan) terbuka atau terhalang? (oleh debu, air, atau darah kering). B. Breating – Apakah korban bernapas? Lihat, dengar dan rasakan hembusan nafas si korban. C. Circulation – Apakah ada denyut nadi? Apakah ada pendarahan luar? Periksa perubahan warna kulit si korban dan suhu tubuh sebagai indikasi adanya masalah peredaran darah. Tujuan dan Pedoman PPPK Tujuan dari PPPK adalah a. Mencegah bahaya maut b. Mencegah pendarahan yang lebih banyak c. Mencegah bahaya terhadap jasmani dan rohani d. Mencegah infeksi e. Mengurangi rasa sakit f. Mempercepat penyembuhan Pedoman PPPK adalah PATUT, yaitu a. Penolong aman b. Amankan korban c. Tandai tempat kejadian d. Usahakan menghubungi pihak medis dan pihak berwajib e. Tindakan PPPK PROSEDUR PPPK ( langkah-langkah): a. Perhatikan keadaan si korban ( sadar, pingsan dsb) b. Jika mungkin, bawa korban, lakukan apa saja yang bisa dikerjakan serta segeralah member berita ke Dokter/ Puskesman, Rumah Sakit terdekat. c. Tertibkan masyarakat diskitarnya (kalau ada yang melakukan hal buruk) juga untuk memberikan ruang an udara yang cukup bagi korban d. Jika keadaan memaksa dan ahli medis belum ada. Lakukan prosedur gawat darurat memanggil Ambulance Cara memanggil Ambulance atau menggunakan telephone untuk meminta bantuan yaitu : 1. Hapalkan nomor telepon gawat darurat di tempat kamu tinggal seperti contoh nomor untuk Kota Bandung adalah 50505. 2. Sebutkan : a. Identitasmu b. Lokasi tempat kejadian, dimana korban berada dengan jelas c. Jenis penderitaan/ kecelakaan yang dialami korban ( Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja atau8 korban kriminalitas) d. Keadaan penderita/korban ( sadar/pingsan) e. Jumlah penderita ( penting juga) dan keterangan lain yang dianggap perlu Jenis-jenis kecelakaan dan penanganannya Beberapa gangguan dan kecelakaan yang biasa terjadi dan bisa ditangani dengan PPPK: 1. Gangguan Umum adalah terganggunya fungsi tubuh secara umum akibat suatu kecelakaan, yang meliputi gangguan pernapasan, peredaran darah dan kesadaran. a. Lena atau collaps Terjadi karena kurangnya darah yang mengalir ke otak. Gejala yang timbul adalah pusing, mual-mual, kunang-kunang, muka pucat, mengeluarkan keringat dan denyut nadi lemah. Cara penanganannya: • Korban baringkan telentang di tempat teduh dan segar dengan kepala agak rendah • Longgarkan pakaian • Usahakan korban dapat bernapas udara segar • Usahakan tubuh korban tetap hangat b. Shock Terjadi karena kurangnya volume darah yang mengalir dalam pembuluh darah dan sering disebabkan oleh pendarahan hebat. Cara penanganannya: a. Bawa ketempat teduh. b. Longgarkan pakaian yang kencang/mengikat. c. Tenangkan/hibur si korban. d. Jika ada luka, hentikan pendarahan dan hilangkan rasa c. Matisuri Keadaan yang mirip dengan mati, akan tetapi belum atau tidak ada cirri-ciri mati (lebam kebiruan, suhu tubuh dingin). Gejala : Tidak sadar, tidak terasa denyut darah dan napas (karena lemahnya/tertutup sebab lain). Sebab : Tenggelam, tertimpa longsor, tersengat aliran listrik, keracunan, terkena gas, dan lainnya. Cara penanganan : a. Penyebabnya segera dihilangkan. b. Bersihkan mulut, kerongkong dan hidung. c. Longgarkan pakaian. d. Mulailah pernapasan buatan, sampai ada tanda-tanda hidup. e. Kemudian bawa korban sesegera mungkin ke dokter/rumah sakit. d. Pingsan Terjadi karena terganggunya fungsi otak sehingga korban tidak sadarkan diri dan sering disebabkan oleh keracunan, kerusakan pada otak dan kehilangan banyak darah. Gejala yang timbul adalah korban tidak menyahut bila ditanya, tidak bereaksi terhadap rangsangan ( dicubit, ditusuk ), biasanya penderita berbaring tidak bergerak atau sangat gelisah, ada pernapasan dan denyut nadi dapat diraba. Cara penanganannya: • Baringkan korban di tempat teduh dan segar • Bila mukanya merah posisi kepala ditinggikan, tapi bila mukanya pucat dibaringkan tanpa bantal • Kepala dimiringkan, agar bila muntah dapat langsung keluar dan tidak mengganggu pernapasan • Isi mulut ( makanan, gigi palsu ) harus dikeluarkan • Jangan berikan makanan dan minuman ke korban • Beri rangsangan bau-bauan yang menyengat • Bawa segera ke rumah sakit 2. Gangguan Lokal adalah terganggunya fungsi tubuh pada bagian tertentu akibat suatu kecelakaan, yang meliputi pendarahan, luka dan patah tulang. a. Pendarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah rusak yang meliputi: • Pendarahan dalam adalah pendarahan dalam tubuh sehingga darah tidak keluar • Pendarahan luar adalah pendarahan yang mengakibatkan darah keluar dari tubuh  Pendarahan pembuluh darah nadi yaitu darah keluar memancar dan berwarna merah muda karena banyak mengandung oksigen  Pendarahan pembuluh balik yaitu darah keluar mengalir dan berwarna merah tua  Pendarahan pembuluh kapiler yaitu darh keluar merembes/menetes sedikit demi sedikit sperti embun b. Luka adalah peristiwa dimana jaringan tubuh ada yang terputus, tersobek, rusak oleh sesuatu sebab, misalnya karena kecelakaan, tertusuk, tertembak, terpukul, jatuh, dsb. Sebagai akibatnya menimbulkan pendarahan, patah tulang, inpeksi, dan lainnya. Penanganan luka dapat dilakukan dengan prinsip 5T yaitu: • Tekan luka dengan jari tangan dan langsung tutup dengan pembalut steril • Tekan luka dengan posisi luka diusahakan lebih tinggi dari posisi jantung • Tekan pembuluh nadi yang terdekat • Tenangkan korban • Tidurkan korban Adapun pengertian lain mengenai luka, yaitu: • Jenis-jenis luka berdasarkan sebabnya,terdiri dari : 1. Luka iris, 2. Luka gigitan binatang, 3. Luka gores\parut, 4. Luka bakar, 5. Luka tusuk, 6. Luka akibat zat kimia, atau penyakit, dsb. • Jenis-jenis luka berdasarkan tempat luka itu, adalah : 1. Luka dalam (jika luka terjadi di dalam tubuh), terdapat darah yang menetes atau mengalir keluar. 2. Luka luar (pendarahan di dalam tubuh, memar) Penanganan Luka adalah Cara-cara umum pertolongan terhadap luka, yaitu : 1. Hentikan terjadinya pendarahan. 2. Siram\usap dengan obat merah (mercurochrome) atau yodium tinctuur (antiseptic lain). 3. Berilah Sulfatilamide powder (jangan terkena air). 4. Tutuplah dengan kain kasa steril\kain yang bersih. 5. Jangan sekali-kali melekatkan kapas tanpa obat\salep. Keterangan (catatan tambahan) : 1. Obat merah (yodium) dapat digunakan untuk mematikan hama\kuman. 2. Yodium harus disimpan dalam keadaan tertutup (berbahaya kalau menguap maka yang tertinggal adalah yodium kental atau yang konsentrasinya besar. Contohnya:  LUKA BAKAR Yang disebut luka bakar, adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas yang suhunya di atas 60 derajat celcius. Luka bakar, dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan atau disebut juga stadium : 1. Luka bakar tingkat I ; Kulit kemerahan, terbakar hanya kulit luar oleh panas sekitar 60 derajat celcius. 2. Luka bakar tingkat II ; Kulit melepuh, bengkak, merah dan perih, luka pada kulit ari/jaringan, panas sekitar 100 derajat celcius. 3. Luka bakar tingkat III; Kulit hangus, pembakaran sampai ke bagian dalam tubuh, terjadi banyak kerusakan. Penyebab luka bakar, antara lain : a. Api (bara yang menyala) b. Cairan gas (benda yang menyala). c. Bahan kimia. d. Sinar matahari. e. Listrik, dsb. Cara-cara pertolongan : 1. Hilangkan penyebabnya terlebih dahulu. Misalkan, memadamkan api dengan cara menggulingkan badan si korban, dengan kain basah/pasir. 2. Cegahlah gugat dari kemungkinan infeksi. 3. Tutuplah luka dengan kain steril. 4. Pembalut agak longgar (pada luka bakar tingkat III, tidak perlu dibalut). 5. Berilah minum sebanyak-banyaknya dengan air gula hangat (mengembalikan cairan yang hilang). 6. Tutuplah si korban dengan selimut, agar tidak kedinginan dan mencegah gangguan serangga. 7. Cepat bawa ke ahlinya/dokter.  LUKA GIGITAN Gejala-gejala luka gigitan (biasanya gigitan), yaitu : 1. Pada tempat terjadinya gigitan, timbul bengkak dan kulit membiru. 2. Terasa sakit,panas dan terasa kaku. 3. Penderita gelisah dan berkeringat. 4. Timbul pendarahan. 5. Pada luka gigitan ular, ada bekas berupa titik-titik (bekas taring) harus diperhatikan letak gigitannya.  Pertolongan untuk menolongnya : a. Antara luka gigitan dengan jantung harus dipasang bebat putar (penasat/tornikuet). b. Pada luka hewan biasa (bukan ular/binatang berbisa) luka dibersihkan yodium/air yang mengalir. c. Pada luka gigitan binatang berbisa, jangan banyak diganggu, dan jangan dihisap sembarangan, korban juga jangan banyak bergerak karena dapat mempercepat nadi, sehingga bisa (racun) dapat semakin cepat menyebar, dan segeralah bawa ke dokter atau ahlinya d. Pada gigitan anjing, cepat berangkat ke dokter, rumah sakit untuk di vaksin/suntik, dan anjing yang menggigit harus ditangkap (dikarantina) untuk mengetahui apakah anjing itu mengidap rabies atau tidak. c. Patah tulang ( fraktura ) adalah retak/putusnya tulang dan atau hubungan anatara tulang secara sebagian/seluruhnya. Ciri-ciri patah tulang adalah bagian yang patah tidak bisa digerakkan, rasa sakit bertambah bila tersentuh, bentuk bagian tersebut berlainan dengan bentuk biasanya dan sekitar luka bengkak kebiru-biruan. Patah tulang terbagi menjadi dua, yaitu: • Patah tulang terbuka, dengan ciri-ciri terjadi luka dan pendarahan, tulang menonjol keluar serta berhubungan dengan udara luar • Patah tulang tertutup, dengan ciri-ciri terjadi perubahan bentuk, kulit kebiru-biruan dan apabila ditekan terasa nyeri Gejala patah tulang adalah: a. Anggota badan yang patah tidak dapat digerakkan b. Bentuk tubuh\anggota yang patah mengalami perubahan (timbul pembengkakan). c. Membengkak dan warna kulit kebiru-biruan. d. Berderak-derik e. Demam dan rasa nyeri yang hebat. Pertolongan pertama yang dapat dikerjakan: 1. Hentikan pendarahan dengan pembalut\penasat. 2. Tutuplah luka dengan pembalut steril. 3. Kerjakanlah pembidaian yang memenuhi syarat. 4. Lalu anggota badan yang patah ditinggikan. 5. Segeralah bawa ke rumah sakit atau ahli penanganan/ perawatan tulang patah. Cara penanganan patah tulang adalah • Pembalutan yang bertujuan:  Menutupi luka  Mencegah pendarahan  Mengurangi gerakan yang dapat menimbulkan bertambahnya luka Jenis pembalut: pembalut kain segitiga/mitela, pembalut kasa. Dalam P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) penggunaan mitela sangat banyak gunanya. Mitela biasanya terbuat dari kain (warna putih) berbentuk segitiga sama kaki dengan ukuran panjang kakinya masing2 90 cm. Mitela dipergunakan untuk membalut bagian tubuh yang berbentuk bulat dan dapat pula untuk menggantungkan lengan yang cedera. Selain itu mitela dapat dilipat lipat sejajar dengan alasnya untuk dijadikan pembalut berbentuk dasi (cravast) mitela akan lebih berfungsi dengan baik apabila menggunakan bahan katun, karena bahan ini dapat ditarik lebih erat dibanding pembalut mitela yang tebuat dari kasa, fungsinya adalah untuk menekan terjadinya pembengkakan pada cedera. Fungsi pembalutan mitela digunakan untuk luka/cedera : 1. kepala 2. bahu (pundak) 3. dada 4. siku 5. telapak tangan 6. pinggul 7. kaki dan telapak kaki 8. menggantung lengan yang cedera Fungsi mitela yang dijadikan pembalut dasi atau cravast digunakan untuk luka/cedera : 1. mata 2. lengan, paha dan betis 3. siku 4. kepala 5. rahang, pipi dan pelipis 6. kaki terkilir 7. lutut 8. ketiak 9. dahi dan kepala • Pembidaian yang bertujuan:  Mencegah pergeseran tulang yang patah  Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah  Mengurangi rasa sakit  Mempercepat penyembuhan Syarat bidai: bentuk pipih, ringan dan panjangnya minimal melewati dua persendian. Banyak benda yang dapat dipergunakan untuk bidai (darurat) apabila bidai yang sudah jadi tidak tersedia antara lain : 1. Anggota badan sendiri ( sangat darurat) 2. Papan bilah bamboo, dahan kayu 3. Karton atau majalah yang agak tebal 4. Bantal, guling atau selimut ( mengurangi rasa sakit) 5. “air splint’ ( bantalan udara ) 6. “ Vacuum matras” PERNAPASAN BUATAN Yang dimaksud pernapasan buatan ialah suatu usaha guna mencoba agar paru-paru dapat bekerja kembali, dengan jalan mengembangkan dan mengempiskan paru-paru. Cara-cara atau metode pernapasan buatan yang terkenal : 1. Metode dari mulut-ke-mulut; (‘kiss of live’). Metode paling cepat dan juga paling efektif. 2. Metode dari mulut-ke-hidung; dilakukan jika tidak dapat memasukkan udara lewat mulut, akibat terhalang lidah si korban. 3. Metode Hoger Nielsen (H.N); adalah metode yang disarankan untuk korban tenggelam di air. 4. Metode Silvester; dipergunakan jika wajah si korban terluka keracunan atau terbakar sehingga tidak bias menggunakan metode dari mulut-ke-mulut. 5. Metode Schapfer. 6. Metode Howard. 7. Metode Laborde. Dalam melakukan metode-metode di atas, ada tahap-tahap yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Tahap persiapan. 2. Tahap pelaksanaan (pertolongan). 3. Tahap perawatan lanjutan. Setiap rumah sangat disarankan untuk menyediakan peralatan P3K yang terdiri dari: • perban kasa • sabun • kapas • alat penjepit • cotton buds • termometer • aspirin (untuk sakit dada) • ibuprofen dan asetaminofen (untuk mengatasi nyeri dan deman) • cairan antiseptik, seperti betadin • krim antiseptik, seperti neosporin atau polysporin • krim hidrokortison, untuk mengatasi gigitan serangga • perban atau plester bedah • gunting • kertas tisu • sirup ipekak, untuk merangasang muntah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar