Senin, 14 Mei 2012

investigasi k3

1. Pendahuluan Defenisi kesehatan dan keselamatan kerja Keselamtan (safety) mempuyai arti keadaan terbebas dari celaka (accident) ataupun hampur celaka (incident atau near miss). Kesehatan (health) menurut UU No.23 tahun 1922 adalah “keadaan sejahtera dari badan jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara sosial dan ekonomis “ sedangkan kerja (occupation) berarti kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan. Menurut OSHA (2003), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah merupakan multidisiplin ilmu yang terfokus pada penerapan prisip ilmiah dalam memahami adanya resiko yang memperngaruhi kesehatan dan keelamtan manuasia dalam lingkungan industri ataupun diluar lingkungan industri, selain itu kesehatan dan keeslamtan kerja merupakan profesioanlisme dari berbagai disiplin ilmu yaitu fisika, kimia, biologi, dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur, transportasi, penyimpanan dana penaganan bahan berbahaya. Definisi Kecelakaan Safety is no accident adalah slogan yang telah terkenal secara luas dalam dunia industry tetapi penjelasan dair istilah safety dan accident masih dirasakan kurang dipahami tetapi pada kenyataanya program keselamtan industri, program pencegahan kecelakaan insutri dan program pencegahan bahaya industri sering kali salah intepretasi. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan , oleh karena peristiwa itu tidak terdapat unsur kejadian kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal sebenarnya diluar lingkup kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada paling berat. Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian (k) : 1. Kerusakan 2. Kekacauan organisasi 3. Keluhan dan kesedihan 4. Kelalian dan cacat 5. Kematian Kerugian-kerugian tersebut dapat di ukur dengan besarnya biaya yang dikerluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut dibagi menjadi biaya langsung maupun biaya tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama bagi kecelakaan, pengobatan, erawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tak mampu bekerja, komepensasi cacat, dan biaya perbaikan alat. Menurut Per 03/Men/1994 mengenai Program JAMSOSTEK, pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja , termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.( Bab I pasal 1 butir 7 ). Sedangkan menurut Direktur Teknik MIGAS selaku Kepala Inspeksi Tambang MIGAS mendefinisikan Kecelakaan Kerja Tambang adalah setiap kecelakaan yang menimpa pekerja tambang, pada waktu melakukan pekerjaannya di tempat kerja pada pada WKP nya yang mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran, memerlukan perawatan medis, mengalami luka2, kehilangan anggota badan, atau kematian. Pekerjaan tambang adalah semua kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan tugas atau kepentingan perusahaan termasuk kegiatan insidentil, kegiatan sukarela dan kegiatan lain yang dilakukan atas perintah/izin perusahaan. Menurut OSHA adalah kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau pulang dari kerja, yang biasa disebut commuting, bukan termasuk kecelakaan kerja. Kriteria kecelakaan tambangmenurut keputusan mentamben no 555.K/26/M.PE/1995 tentang K3 pertambangan umum. Kecelakaan tambang harus memenuhi 5 unsur yaitu; 1. Benar terjadi 2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh kepala tehnik tambang 3. Akibat kegiatan usaha pertambangan 4. Terjadi pada jam kerja tambang yang mendapat cidera atau setiap orang yang diberi izin dana 5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek Investigasi kecelakaan Definisi Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan kecelakaan. Penyebab-penyebabnya dan mengembangkan langkah-langkah untuk mengatasi serta upaya untuk mengendalikan resikonya. Investigasi atau menyelidiki kecelakaan dilakukan guna mencari sebab-sebab dasar dari itu kecelakaan sehingga kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Investigasi biasanya dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap korban, saksi-saksi serta rekontruksi atau pengulangan kejadian guna mendapatkan data-data proses terjadinya kecelakaan, dimana data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk menganalisa dalam mencari sebab dasar dari suatu kecelakaan. Accident invetigation adalah suatu rangkian kegiatan yang dilakukan untuk mencari penyebab utama terjadinya suatu kecelakaan dan menentukan dengan tepat tindakan perbaikan yang dilakukan setelah ditemukan fakta sebenarnya dari kecelakaan tersebut. Berdasarkan definisi kecelakaan yang ada accident investigators harus melihat secara cermat rangakian peristiwea yang terjadi dan faktor apa saja yang terlibat saat terjadinya kecelakaan Model yang dipakai dalam melakukan analisa menurut DOE (1992) adalah Root cause Analysis, diman Root Cause atau penyebab paling dasat yang dapat di identifikasi dapat digunakan untuk menentukan langkah perbaikan ataupun pencegahan kecelakaan sehingga kecelakaan yang sama dapat dihindarkan. 2. Teori Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat kita pelajari dan diupayakan pencegahannya. Adapun beberapa teori mengenai penyebab kecelakaan kerja, yaitu: 1. Teori Heinrich ( Teori Domino) Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ). 2. Teori Multiple Causation Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti. 3. Teori Gordon Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail. 4. Teori Domino terbaru Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 5. Teori Reason Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja, 6. Teori Frank E. Bird Petersen Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) : I. Manajemen kurang kontrol II. Sumber penyebab utama III. Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar) IV. Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar ) V. Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda ) Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamayan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama akibat kesalahan manajemen. 3. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni: a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK) b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK) Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni: a. Faktor Fisik Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition misalnya : b. Faktor Manusia Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya : 1. Kurang pengetahuan 2. Kurang keterampilan 3. Kemampuan tidak memadai 4. Stress (fisik/mental) 5. Motivasi yang tidak benar Menurut hasil penelitian yang ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. c. Penyebab langsung Penyebab langsung kecelakaan merupakan suatu kejadian yang terjadi sebelum terjadi kontak, biasanya dapat dilihat. Keadaan ini biasanya disebut keadaan dan tindakan tidak aman. Adapun tindakan dan kondisi yang sub standart pada umumnya dapat diperhatikan dari beberapa contoh dibawah ini : a. Tindakan yang sub standart : • Mengoprasikan peralatan tanpa wewenang • Mengunakan peralatan yang rusak • Penggunaan peralatan secara tidak benar • Tidak menggunakan alat pelindung diri • Pengguanaan peralatan melebihi kapasitas maksimum • Tidak memperhatikan peringatan keselamatan • Posisi bekerja tidak benar • Bekerja tidak mengikuti sop yang berlaku • Bekerja dalam keadaan tidak sadar secara mental dan fisik (karena pengaruh alkohol atau narkoba) b. Kondisi yang substandart • Housekeeping tidak standart • APD tidak memenuhi standart • Sistem peringatan yang tidak standart • Peralatan dan material yang rusak • Tata letak dan pengaturan area kerja yang tidak standart ( kebisingan, suhu ekstrim, pencahayaan kurang, ventilasi yang tidak memadai, debu, dan paparan radiasi). d. Insiden dan kejadian Isiden disebabkan adanya suatu kontak dengan sumber energi yang melampaui ambang batas dari yang seharusnya diterima oleh tubuh atau benda. Setiap kali timbul potensi kecelakaan maka selalu terbuka kemungkinan terjadinya suatu kontak/ kejadian, baik yang mengakibatkan kerugian atau tidak. Bilamana tenaga yang dipindahkan terlalu banyak, menyebabkan seseorang cidera/luka atau kerugian harta benda, yang disebabkan karena energi kinetik, kistrik, panas, radiasi, kimia dan lain-lain Beberapa jenis kontak/kejadian yang sering terjadi diantaranya : • Tertabrak atau menabrak • Jatuh atau tergelincir dari ketinggian • Terjepit peralatan • Kontak dengan energi listrik, kinetik, panas dan lain-lain. 4. The human factory theory Menyatakan bahwa setiap kecelakaan terjadi dalam rangkaian peristiwa disebabkan oleh kesalahan manusia. Dalam buku Occuptional Safety and Health, David Geotsch membahas faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan manusia tersebut antara lain : • Overload, terlalu banyak atau berlebihannya beban kerja yang diterima baik secara physical atau physichological. Faktor internal, dan faktor situasi saat itu. • Respon yang tidak sesuai dari situasi yang dihadapi, seperti mengenali bahaya tapi tidak memperbaiki, mengindahkan keselamatan. • Aktifitas yang tidak sesuai atau tidak memadai, seperti melakukan pekerjaan tanpa training dan salah menilai tingkgat resiko dari kegiatan yang dilakukan Kelebihan dari teori ini adalah membahas pengaruh personal individu lebih dalam, sedangkan kekurangan dari teori ini adalah tidak menyentuh pengaruh sistem atau manajemen terhadap kejadian kecelakaan. Atau dengan kata lain masih terfokus pada faktor manusia. The swiss cheese model of human error Scoot A. Shappel Douglas A. Weigmann dalam dokumen laporan kepada US Departemen of Transportastion Federal Avation Adminitration (2000) membahas teoti James Reason swiss Model of Human Error yang menggambarkan kecelakaan karena kesalahan manusa terbagi dalam empat tingkatan, yaitu : a. Unsafe Act (tindakan tidak aman) Tingakatan ini menggambarkan sebuah tindakan yang langsung menyebabkan kecelakaan. Pada tingkatan ini seringkali dijadikan fokus utama investigasi kecelkaan sebagai konyribusi utama terjadinya kecelakaan, sehingga banyak faktor-faktor penting lainnya menjadi terlupakan. b. Precondition for Unsafe Act ( kondisi penyebab tindakan tidak aman) Tingkat ini membahas aspek-aspek pada manusia yang merupakan penyebab terjadinya tindakan tidak aman yaitu kondisi mental, buruknya komunikasi dan koordinasi saat melaksanakan pekerjaan c. Unsafe Supervision (kurangnya pengawasan) Tingkatan ini membahas bagaimana masalah pada tingkat II dapat terjadi. Komunikasi dan koordinasi yang buruk atau mental yang tidak siap dari personil dapat dihindari apabila pengawasan yang dilakukan berjalan dengan baik. Pada tingkatan ini hanya personil yang memiliki wewenang tertentu yang dapat melakukan intervasi, mencakuo pemberian tugas dan tanggung jawab, peltihan dan evaluasi kinerja masing-masing personil d. Organuzational Influences (pengaruh organisasi) Tingkat IV merupakan tingkatan terahkir dari teori yang dikemukakan oleh James Reason. Aspek yang dibahas adalah menyangkut kondisi perusahaan secara umum seperti kebijakan, anggaran penyediaan sumber daya, perencanaan dan taget perusahaan. Aspek-aspek tersebut apabila tidak direncanakan dengan baik atau komitmen manajemen yang kurang terhadap keselamtan akan menyebabkan tingkatan dibawahnya melakukan kesalahan-kesalahan yang pada ahkirnya memberikan kontribusi pada terjadinya kecelakaan 5. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni: a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : • Terjatuh • Tertimpa benda • Tertumbuk atau terkena benda-benda • Terjepit oleh benda • Gerakan-gerakan melebihi kemampuan • Pengaruh suhu tinggi • Terkena arus listrik • Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi b. Klasifikasi menurut penyebab : • Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik. • Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air. • Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik,dan sebagainya. • Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia, dan sebagainya. • Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah ) • Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas. c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : • Patah tulang\ • Dislokasi ( keseleo ) • Regang otot (urat) • Memar dan luka dalam yang lain • Amputasi • Luka di permukaan • Geger dan remuk • Luka bakar • Keracunan-keracunan mendadak • Pengaruh radiasi • Lain-lain d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : • Kepala • Leher • Badan • Anggota atas • Anggota bawah • Banyak tempat • Letak lain yang tidak termasuk dalam klsifikasi tersebut. 6. Dampak Kecelakaan Kerja Berikut ini merupakan penggolongan dampak dari kecelakaan kerja (Simanjuntak, 1994): a. Meninggal dunia Dalam hal ini termasuk kecelakaan yang paling fatal yang menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan pertolongan dan perawatan sebelumnya. b. Cacat permanen total Merupakan cacat yang mengakibatkan penderita secara permanen tidak mampu lagi sepenuhnya melakukan pekerjaan produktif karena kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti: kedua mata, satu mata adan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua bagian tubuh yang tidak terletak pada satu ruas tubuh. c. Cacat permanen sebagian Cacat yang mengakibatkan astu bagian tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi. d. Tidak mampu bekerja sementara Kondisi sementara ini dimaksudkan baik ketika dalam masa pengobatan maupun karena harus beristirahat menunggu kesembuhan, sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak melakukan kerja produktif. 7. Kerugian Kecelakaan Kerja Metoda terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah cara proaktif, atau mencara bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau damapak yang merugikan. Tinadakan proaktif memiliki kelebihan: • Bersifat preventif karena bahaya di kendalikan sebelum menimbulkan kecelakaan atau cedera • Bersifat peningkatan berkelanjutan(continual improvement) karena dengan mengenal bahaya dapat di lakukan upaya perbaikan • Meningkatkan “awareness” semua pekerja setelah mengetahui dana mengenal adanya bahaya di sekitar tempat kerjanya,dan • Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan, karena adanya bahaya dapat menimbulkan kerugian.misalanya ada katub yang bocor tanpa di ketahui maka akan terus menerus mengeluarkan bahan /bocoran sehinggga dapat mrnimbulkan kerugian. Terdapat berbagai teknik identifikasi bahaya yang bersifat proaktif anatara lain: • Data kejadian • Daftar periksa • Brainstorming • What is analysis • Hazops(Hazard and Operability Study) • Analisa Moda Kegagalan dan Efek(Falure Mode and Effect Analysis) • Task Analysis • Event Tree Analysis • Analisa Pohon Kegagalan(faul Tree Analysis) • Analisa Keselamatan Pekerja(Job Safety Analysis) Masih banyak teknik lainya yang di kembangkan oleh para ahli K3.Berbagai teknik ini dapat di terapkan sepanjang daur hidup organisasi mulai dari tahap pengembangan sampai ke operasi 8. Manfaat Analisa Kecelakaan Hasil analisa kecelakaan berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang sama atau serupa. Struktur logik pohon penyebab ini sedemikian rupa sehingga bila salah satu anteseden tidak ada maka celakaan akan dapat dicegah. untuk itu faktor-faktor penyebab khususnya faktor penyebab dominan dapat dihilangkan dengna melaksanakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan terjadinya anteseden. Tidak semua anteseden mempunyai pengaruh yang sama terhadap kejaian kecelakaan. Apabila diagram menyajika daftar anteseden yang panjang, maka perlu disusun prioritas sesuai dengna tingkat kritis dan disfungsi yang ada. Untuk efisienasi program pencegahan, maka beberapa prinsip di bawah ini perlu mendapat perhatian: Durabilitas, artinya upaya pencegahan yang dilakukan mempunyai efek jangka panjang, dan tidak cepat turun efektifitasnya dengan perjalanan waktu. Misalnya teguran yang diberikan pada operator, suatu saat akan berkurang pengaruhnya. Sebaiknya semua upaya diintegrasikan dengan produksi. Upaya pencegahan tidak boleh memindahkan risiko. Misalnya apabila kejadian dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kerja yang kurang sehat, misalnya panas dan berdebu. Upaya yang dilakukan tidak boleh memindahkan risiko ketempat kerja lain. Bermanfaat secara umum, artinya upaya yang dilakukan juga mempunyai pengaruh pada tempat kerja lainnya yang mempunyai masalah yang sama. Hal ini kadang-kadang memerlukan peninjauan mendalam, ke arah bahaya potensial yang tidak langsung berberan terhadap kecelakaan yang dianalisa. Dalam contoh kasus misalnya manajemen pemeliharaan yang tidak baik mungkin tidak hanay pada traktor tapi bisa juga bagi alat transpor yang lain, atau instalasi. Dalam hal ini perlu ditinjau kembali sistem manajemen pemeliharaan secara keseluruhan dan diperbaiki kekurangan yang ada. Upaya pencegahan ditujukan pada penyebab yang tidak tampak. Karena analisa ini harus dilakukan oleh seorang tenaga yang telah mempunyai pengetahuan yang memadai di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah yang kelihatan akan dapat dideteksi oleh seorang teknisi biasa, tetapi masalah yang mendasar hanya akan muncul setelah analisa yang cermat. Waktu penanganan kadang-kadang harus segera, sehingga diperlukan penanganan sementara. perlu diingat agar penanganan sementara ini tidak menjadi definitif. Misalnya suatu kebocoran yang sebenarnya harus dilakukan secepatnya, yaitu mengganti pipa yang bocor, atau mengelas bagian yang bocor. Dengan melakukan analisa kecelakaan yang akirat dan berkualitas, maka diharapkan kecelakaan yang serupa atau berulang tidak terjadi lagi. Jika terjadi kecelakaan yang serupa atau berulang, Anda perlu kembali mengkaji hasil analisa kecelakaan kerja yang telah dibuat.. 9. INVESTIGATOR 1. JAJARAN SUPERVISOR, alasan; 1. Supervisor mempunyai kepentingan individu 2. Supervisor tahu tentang pekerja dan kondisi tempat kejadian 3. Supervisor tahu bagaimana dan dimana mendapatkan informasi yang diperlukan 4. Supervisor adalah orang yang akan memulai dan melakukan tindakan 2. JAJARAN MANAJER, bila dalam situasi; 1 Terdapat kerugian besar atau potensi insiden yang tinggi. 2 Kecelakaan atau insiden melibatkan area atau tempat kerja di bawah supervisor lain. 3 Tindakan perbaikan melibatkan pertanggung jawaban yang luas atau memerlukan beaya yang besar. 3. STAF/ KARYAWAN TERTENTU 1 Bila perlu di analisa oleh ahli teknik khusus 2 Ahli -ahli yang terlibat dapat befungsi sebagai penasehat investigator 3 Petugas atau ahli K3 4 Anggota P2K3, dll. LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI INTERNAL Banyak hal yang dapat dilakukan pada saat peristiwa kecelakaan terjadi, seperti; 1 membantu mengurus orang-orang yang terkena musibah, 2 mencegah merembetnya kecelakaan atau insiden yang kedua, 3 melihat dan mengamati tempat kejadian, 4 mewancarai saksi-saksi, 5 memeriksa peralatan/mesin dan catatan-catatan yang relevan, 6 menganalisa penyebab kecelakaan, 7 membuat laporan, 8 melakukan upaya tindakan korektif dan 9 mengupayakan agar orang-orang dapat segera kembali bekerja LANGKAH/ METODE INVESTIGASI, meliputi; 1 Merespon kondisi emergensi secara cermat dan berfikir positif 2 Mengumpulkan informasi yang relevan [Gather the evidence – photos, interview] 3 Menganalisa seluruh penyebab yang signifikan [Analyze the information- write report] 4 Mengembangkan dan melakukan tindakan perbaikan 5 Mereview temuan dan rekomendasi 6 Tindak lanjut efektifitas tindakan korektif yang diaplikasikan 1. TINDAKAN AWAL BILA TERJADI KECELAKAAN 1 Mengendalikan situasi pada tempat kejadian 2 Memberikan pertolongan pertama dan menghubungi pos pelayanan emergensi 3 Mencegah potensi kecelakaan merembet 4 Mengidentifikasi sumber-sumber bukti informasi di tempat kerjadian 5 Mengamankan bukti dari perubahan dan pemindahan 6 Melakukan investigasi untuk menentukan potensi kerugian 7 Memberitahukan kepada pengurus atau manajer perusahaan 2. TINDAKAN PERBAIKAN 1 Tindakan perbaikan sementara 2 Tindakan perbaikan permanen LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA 1 merupakan media komunikasi formal tentang fakta-fakta penting untuk diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi. 2 merupakan suatu catatan peristiwa kecelakaan yang akan digunakan di dalam program pengendalian kerugian. 3 memberikan umpan balik untuk membantu kinerja supervisor di dalam pemecahan masalah yang terjadi. 4 Setiap kegiatan investigasi harus dibuat laporan secara tertulis. 5 Laporan kecelakaan dan analisis penyebab kecelakaan, sebaiknya menggunakan standar formulir yang baku 10. Sistematika Teknik Analisis Penyebab Kecelakaan (Stapk) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menyelidiki atau menginvestigasi kecelakaan atau insiden dengan potensi kerugian dan kerusakan besar dilakukan dengan mengecek secara cermat pada setiap tahapan proses investigasi yang dimaksud dengan kecelakaan atau insiden potensial tinggi adalah suatu kecelakaan atau insiden yang melibatkan kerugian besar (Major loss) atau bencana besar (Catastrophe) yang mungkin menyebabkan banyak kematian dan kerusakan lingkungan secara luas 11. Alat Investigasi Kecelakaan Kerja Untuk mengidentifikasi dan memahami akar penyebab terjadinya kecelakaan dan bagaimana akar-akar penyebab tersebut berinteraksi,maka kita harus mengumpulkan bukti-bukti atau data-data lapangan dan kemudian melakukan analisis terhadap bukti-bukti tersebut. Banyak jenis metodologi yang berkembang dan digunakan pada berbagai perusahaan untuk menyelidiki terjadinya kecelakaan. Pada umumnya metodologi tersebut menggunakan beberapa tools secara bersamaan. Berikut adalah beberapa jenis tools investigasi kecelakaan yang banyak digunakan pada berbagai perusahaan dan penelitian. 1. Informal,one on one Metoda tradisional dengan cara investigasi secara langsung kepada pekerja yang terkait dengan insiden kecelakaan. Biasanya dalam bentuk wawancara oleh atasan langsung. 2. Brainstorming Metoda diskusi dalam bentuk group diskusi,setiap peserta dimintai pendapatnya tentang penyebab kecelakaan tersebut. Biasanya diskusi menggunakan check list what-if dan five why. Dalam group brainstorming sebaiknya melibatkan beberapa orang pekerja yang memiliki latar belakang berbeda sehingga analisa terhadap insiden kecelakaan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang keahlian. 3. Timeline Team investigasi membuat daftar kronologi insiden kecelakaan dengan beberapa bentuk format,mulai dari daftar kronologi sederhana sampai pada diagram kronologi yang lebih rumit yang menunjukkan kondisi kejadian pada sumbu diagram. Tahap awal dari analisa insiden kecelakaan melibatkan pengembangan awal gambaran kronologis urutan kejadian yang menyebabkan terjadinya kegagalan. Hal ini memerlukan pengumpulan bukti melalui wawancara terhadap saksi kunci dan memeriksa semua bukti yang relevan (peralatan dan dokumen) dalam rangka untuk mengumpulkan kronologis kondisi kejadian. 4. Sequence Diagram Team investigator membuat sebuah diagram untuk menggambarkan hubungan antara kejadian dan kondisi saat kejadian secara bercabang paralel. Dalam metode ini terlebih dahulu harus sudah jelas awal kejadian dan akhir urutan kejadian,dan analisis dimulai dari akhir kejadian yang kemudian dirunut keawal kejadian. Sama halnya dengan timeline,pada metode ini juga harus dikumpulkan fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada untuk melihat adanya kejanggalan atau kesenjangan dari kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Setiap bukti yang ditemukan dituliskan diatas Post-It Note dan ditempelkan dipapan atau dinding,satu lembar Post-It Note untuk satu bukti yang ditemukan,kemudian dilihat korelasi antara bukti-bukti tersebut dan dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk sequence diagram. 5. Causal Factor Identification Team melakukan investigasi terhadap hal-hal yang negative dari kejadian,kondisi kejadian dan tindakan yang berkontribusi terhadap terjadinya kejadian kecelakaan. Setelah semua bukti dikumpulkan dan diagram timeline atau urutan kejadian sudah dikembangkan,tahap berikutnya adalah mengidentifikasi faktor kausal dari kejadian kecelakaan. Faktor kausal adalah kejadian dan tindakan negative yang berkontribusi besar terhadap kejadian tersebut,faktor kausal melibatkan kesalahan manusia dan kegagalan peralatan yang menyebabkan kecelakaan,namun bisa juga kondisi yang tidak diinginkan,kegagalan pelindung (layer protection seperti prosedur,dan kontrol proses) dan aliran energy. Faktor-faktor kausal menunjuk pada area kunci yang perlu diperiksa untuk menentukan apa yang menjadi penyebab utama. 6. Checklist Checklist adalah tools yang paling banyak digunakan karena mudah digunakan. Kelebihan dari tools ini adalah sangat mudah digunakan sehingga tidak perlu ada training khusus. Namun kekurangannya adalah seringkali kita langsung menyimpulkan hasil yang kita temukan tanpa mau menggali lebih dalam,kita terpaku pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada didalam checklist dan tidak mau berfikir diluar dari hal tersebut. 7. Predefined Trees Team tinggal menggunakan diagram batang yang sudah disediakan,kita hanya tinggal memasukkan faktor kausal kedalam setiap cabang diagram batang. Sama halnya dengan checklist,predefined trees tersedia dalam beberapa standar,ada yang sederhana dan ada yang komprehensif. Umumnya diagram batang siap pakai seperti ini dibuat oleh tim ahli berdasarkan pengalaman pada berbagai industry,dan mengandung aspek kesalahan manusia,kegagalan peralatan dan kegagalan prosedur atau system. 8. Logic Trees Logic trees adalah diagram batang yang dibangun oleh team investigator berdasarkan faktor-faktor kausal yang dimasukan kedalam diagram batang dan didefinisikan hubungan satu sama lain. Logic trees yang baik dikembangkan dengan melibatkan tim yang terdiri dari multidisiplin ilmu,dan diskusi dimulai dengan mengajukan pertanyaan “mengapa”,hal ini akan mendorong setiap tim untuk memikirkan berbagai faktor penyebab. Keberhasilan dari logic tree sangat tergantung dari pengetahuan dan pengalaman tim itu sendiri. Contoh logic tree adalah FTA (Fault Tree Analysis),Event Tree,Why Tree,dan Causal Tree. Daftar pustaka Investigasi kecelakaan kerja, anggun permatasari FKM UI,2009 http://www.artikelk3.com/definisi-kecelakaan-kerja.html http://www.ordtrainingcenter.com/hseq-training/incident-investigation-course/ http://healthsafetyprotection.com/tools-investigasi-kecelakaan-kerja/

1 komentar:

  1. tAMPILAN BAHAN X KURANG BAGUS, meski isinya bagus, tapi kurang menarik uk di baca

    BalasHapus